![]() |
Untukmu, yang selalu datang dengan amarah,
Seolah aku adalah sebab dari luka-lukamu
Seolah aku masih harus menunduk
Padahal aku sudah terlalu sering kau injak diam-diam.
Kau datang lagi—dengan kata-kata tajam
Yang tak kupinta, tak kunanti,
Tapi selalu kau lemparkan seolah aku papan sasaran
Padahal yang aku lakukan hanya… bertahan.
Aku tidak ingin membalas,
Bukan karena aku kalah,
Tapi karena aku tidak ingin menjadi
Apa yang telah mengubahmu jadi seperti itu.
Kini, aku hanya menjauh
Bukan untuk membuatmu kalah,
Tapi untuk membuat diriku tenang
Dan anak kita—tak tumbuh dalam badai kata.
Jangan salah artikan diamku
Bukan karena aku tidak bisa berbicara
Tapi karena aku sudah terlalu sering bicara
Dan kau memilih untuk tetap tidak mendengar.
Jadi kali ini,
Aku memilih menjadi sunyi
Yang tidak lagi menyebut-nyebut namamu
Bahkan dalam tangis yang aku tahan diam-diam.
Cukup sampai sini.
Tak perlu lagi kau mengetuk ruang yang sudah aku kunci
Sebab kini, pintu itu bukan lagi tempatmu kembali—
Melainkan tempatku sembuh… perlahan, meski sendiri.
—
Ditulis oleh:
Celly Tomokianz
🕊️
Tidak ada komentar:
Posting Komentar