Kamis, 29 Mei 2025

NEGERI PARA PENGHIANAT

 "Suara Rakyat yang Tak Pernah Didengar"


Kami ini rakyat.

Bukan robot yang bisa disuruh sabar terus-menerus,

bukan angka di tabel statistik yang mudah dimanipulasi.


Kami bekerja dari pagi hingga malam,

di bawah terik, di bawah tekanan,

demi sesuap nasi yang kadang masih harus dibagi dua.


Tapi yang kami lihat di atas sana:

kursi empuk, gaji puluhan juta,

tapi amanahnya entah ke mana.



---


Kalian minta kami patuh pada aturan,

padahal kalian yang paling dulu melanggarnya.

Kalian minta kami jujur,

tapi kalian korupsi sembari tersenyum di layar kaca.


Kalian bilang "untuk rakyat",

tapi rakyat mana yang kalian maksud?



---


Kami muak.

Bukan karena benci negara,

tapi karena kami mencintainya,

dan kami sudah terlalu lama dikhianati oleh mereka yang bersumpah akan menjaganya.


Kami tidak ingin memberontak,

kami ingin perubahan.

Bukan yang kosmetik, bukan pencitraan.

Tapi yang lahir dari nurani dan keberanian.



---


Jika masih ada satu saja pejabat yang jujur,

maka padanya kami titip harapan.

Jika masih ada satu suara rakyat yang berani bersuara,

maka kepadanya kami titip masa depan.


Karena sejatinya:

Negara ini bukan milik elit — tapi milik seluruh rakyat yang berkeringat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEGERI PARA PENGHIANAT 7

Bab 7: Harap yang Menyala, Bukan Sekadar Cahaya Negeri ini telah berkali-kali disakiti oleh penguasanya sendiri. Diperas oleh tangan-tang...