oleh: Celly Tomokianz
Aku telah diam, menahan luka yang dalam,
Memberi kesempatan, membuka pintu harapan.
Namun yang datang hanya dusta dan fitnah,
Menggores hati, meninggalkan luka yang parah.
Anakku dijadikan alat, dihujani doktrin palsu,
Ayah tirinya yang tulus, difitnah tanpa ragu.
Mereka berpura manis di hadapan,
Namun menusuk dari belakang, tanpa perasaan.
Tak ada lagi ruang untuk kebohongan,
Tak ada lagi tempat untuk pengkhianatan.
Cukup sudah, aku memilih menutup pintu,
Demi ketenangan, demi masa depan yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar