Menulis adalah seni,
Seni dari jiwa yang tak kasat mata.
Ia tak bersuara, tapi mampu bicara,
Lewat kata-kata yang lahir dari rasa.
Ia bisa menjelma menjadi aku,
menjadi kamu, dia, mereka—siapa pun yang ada.
Tak peduli siapa yang menulisnya,
tulisan hidup dalam siapa saja yang membacanya.
Ia meminjam wajah yang berbeda-beda,
kadang tersenyum, kadang terluka.
Kadang ia adalah anak kecil yang rindu,
kadang seorang ibu yang diam menunggu.
Tulisan bukan milik pena semata,
tapi milik jiwa yang terhubung olehnya.
Ia mengalir dari perasaan yang dalam,
menyatu dalam makna yang tak bisa ditebak terang.
Menulis adalah seni menyentuh yang tak terlihat,
menggugah yang terpendam tanpa harus menyebut nama.
Ia tak perlu dikenal atau disebut siapa,
cukup menjadi gema bagi jiwa-jiwa yang merasa.
---
Celly Tomokianz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar