Kamis, 29 Januari 2015

TERMENUNG DIPAGI YANG BISU






Pagi yang mendung
Awan menyelimuti sang surya
Seolah melarang ia tuk memancarkan sinarnya

Beku ...
Disudut gelap hati ini
Menusuk dinding qalbuku
Tiada apa yang dapat hangatkan jiwaku

Airmata itu...
Tumpah lagi membasahi
Jiwa yang tandus dan gersang

Diluar sana angin berhembus
Bekukan jiwaku
Memecah belah ruang qalbuku
Menjadikannya kelabu
Tak berwarna....

Aku,
Termenung disudut pagi yang bisu
Tak ada sapaan sang bayu
Dinding dinding qalbuku retak
Terpecah musnah oleh kenangan semu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEGERI PARA PENGHIANAT 7

Bab 7: Harap yang Menyala, Bukan Sekadar Cahaya Negeri ini telah berkali-kali disakiti oleh penguasanya sendiri. Diperas oleh tangan-tang...