Jumat, 30 Januari 2015

DIALOG BUMI DAN BULAN





Dibalik cadar mega kelabu
Wajah bulan pucat sendu
Berlinang tanya bagi bumi
Dalam bisikannya yang sepi

Wahai! Bumi yang selalu ku asuh dalam lembut cahaya
Kala malam menjagamu,
Kala gelap memelukmu,
Air apa yang mengalir dari dadamu
Hingga peradaban yang tumbuh
Mengusir nurani kembali kerahimmu

Bumi menjawab...
Dengan letusan gunung,
Dengan gempa,
Dengan angin topan,
Dengan banjir ,
Dan kekeringan...

Sinatullah !
Wahai ! Bulan sinatullah !
Sinatullah yang menggelisahkan.

By: Celly Tomokianz Persis Kejora

Kamis, 29 Januari 2015

AKU INGIN PERGI






Aku menginginkan apa yang padanya itu ada padamu
Tapi kau dan dia adalah dua orang yang berbeda
Tak mungkin dia bersemanyam dalam dirimu
Teramat mustahil sekali keinginan hatiku
Tak ku sangka ku hanya mengharapkan
Tiada dalam jiwa
Biarkan aku pergi bawa hati
Menjauh dari hatimu
Yang membelenggu hati dan rasaku

Dia bertanya padaku
Apakah aku sudah mendapatkan keingin hatiku
Ku jawab saja yah... untuk menghibur hatiku
Padahal dia telah membaca dari sinar mataku
Bahwa aku masih seperti dulu.

Melepas sesuatu yang pernah ku genggam
Tak kan lagi bisa kembali
Karna yang telah pergi
Teramat sulit untuk bisa kembali

Lalu bagaimana seorang penulis berkata
Cinta sejati itu adalah melepaskannya
Tapi bagiku teramat sulit untuk melepaskan apa yg ada dalam genggamanku.

Hakikatnya, aku tak bisa melepas apa yg sudah ku dapat
Tapi sakit yg ku rasa
Lalu , apakah cinta sejati itu perih terasa?
Ataukah hatiku yang tak bisa merasakan indahnya cinta itu.

Melepaskanmu sakit terasa
Bersamamupun perih yg ku rasa
Lalu aku harus bagaimana?
Aku memang cintaimu
Tapi cinta ini menyakitiku

Jika ku terus bertahan lalu harus sampai kapan?
Untuk ku pergi jauh namun ku tak sanggup jauh darimu...

Aku ingin menjerit ...
Terlepas dari segala rasa
Yang membelenggu hatiku
Pergi jauh dari ramainya dunia
Hingga tak ada yg dapat temukanku

Disudut yang gelap ku kan bersembunyi
Lari dari luka yang kau tancapkan
Biarkan aku menjadi terasing
Terpinggir dan menjauh darimu

Biar aku pergi bawa diri
Membujuk hatiku meninggalkan rindu
Semua karna hati ini
Sedikitpun tak berarti kepadamu
Kau memang yang aku cintai
Tak sedikitpun aku berubah rasa kepadamu

TERMENUNG DIPAGI YANG BISU






Pagi yang mendung
Awan menyelimuti sang surya
Seolah melarang ia tuk memancarkan sinarnya

Beku ...
Disudut gelap hati ini
Menusuk dinding qalbuku
Tiada apa yang dapat hangatkan jiwaku

Airmata itu...
Tumpah lagi membasahi
Jiwa yang tandus dan gersang

Diluar sana angin berhembus
Bekukan jiwaku
Memecah belah ruang qalbuku
Menjadikannya kelabu
Tak berwarna....

Aku,
Termenung disudut pagi yang bisu
Tak ada sapaan sang bayu
Dinding dinding qalbuku retak
Terpecah musnah oleh kenangan semu

Jumat, 23 Januari 2015

KAU DAN SEKUNTUM MAWAR



Kau yang mencintai bunga mawar
Hadirlah ,datanglah...
Sapa aku dengan lembut sentuhanmu
Janganlah kau datang menjadi kumbang
Yang memberi racun cintamu ketika aku telah berputik
Lalu pergi tanpa kata

Tapi...
Hadirlah sebagai hujan
Yang menyejukkan jiwaku
Sebagai penyegara dalam kalbuku
Menyirami bungaku yang semakin tandus dan gersang...
Agar aku tidak lagi kekeringan
Dan menjadi layu...

Senin, 19 Januari 2015

BAYANG DIRINYA






Pagiku mendung
Sang surya masih bersembunyi disebalik awan
Kabut pagipun tak menjelma menjadi embun

Mata sembab wajahpun bagai bulan kesiangan
Dirundung gelisah semalam
Tak dapat pejamkan mata

Detik detik kian berlalu
Dalam tidur akupun terjaga
Hingga pagi menyambutku dengan sejuta senyuman
Senyuman yang indah

Sejenak ku pejamkan mata
Terlihat wajahnya memancarkan senyum keindahan
Yang selalu menjagaku ketika aku terlelap
Yah... wajahnya yang menawan
Menyejukkan jiwa
Dia.... yang disana
Yang menjagaku dalam lelap....

MENANTI BAIT PUISI



Ada yg sedang menunggu nunggu
Bait bait puisi
Ada yg selalu memperhatikan
Setiap bait kata kata
Setia dalam membaca
Walau tak berkomentar
Hanya sekedar membaca

Tiada cerah sang rembulan
Tanpa pantulan sinar matahari
Tiada kelap kelip bintang dilangit
Tanpa cahaya matahari

Tiada cinta tanpa kasih sayang
Tiada tahu akan hati seseorang
Hanya bisa membaca
Memperhatikan , melihat ataupun menyaksikan

Indah bulan karna cahayanya
Memberi sinar dalam gelap malam
Semilir angin malam
Menyapa hati yg sunyi
Ombak rindu bersenandung merdu
Mengiring hati dalam sebuah rasa yg terdalam

AKU BERHIJAB KARENA ALLAH




Aku berhijab ,
Bukan karna aku seorang yang pandai agama
Bukan pula seorang santri
Pun bukan seorang yang tak pernah melakukan kekhilafan,

Aku berhijab ,
Bukan karna ingin terlihat cantik dimata manusia
Ataupun ingin terlihat menawan dan anggun
Bukan pula ingin mengharap pujian,

Aku berhijab,
Semata mata hanya karna Allah,
Untuk Allah
Robbku yang selalu menjagaku

Aku berhijab atas perintahnya
Atas kewajibanku sebagai seorang muslimah
Dan mengharap ridho-Nya

Karna aku adalah seorang muslimah
Maka aku menghulurkan hijabku...

#cellytomokianz

Jumat, 02 Januari 2015

APRIL KU NANTI






April selalu kutunggu
Dan selalu ku nanti
Sampai waktunya tiba
Dan aku kan tetap menanti...

Ku harus tegarkan diri
Mengarungi semua ini
Biarkan waktu berlalu
Kan tiba saatnya kita bertemu

April yang nanti nanti
Tinggallah sebentar lagi
Ku kan jumpa dirimu
Yang selama ini aku rindui

Sabar sebentar lagi
Menghitung hari demi hari
Ku harap kau tetap
Untuk selalu menantiku

Disini ku merindukanmu
Dan ku tahu kaupun rindu
Dua hati yang saling merindu
Akan berakhir dengan pertemuan yang terindah...

NEGERI PARA PENGHIANAT 7

Bab 7: Harap yang Menyala, Bukan Sekadar Cahaya Negeri ini telah berkali-kali disakiti oleh penguasanya sendiri. Diperas oleh tangan-tang...