Kamis, 27 Agustus 2015

KETIKA




Ketika berpijak di tanah-Mu, kurasakan sentuhan lembut kasih sayang bumi yang menyelimuti langkahku. Mengiringi pijakan yang tak kenal lelah, selalu ada jalan terang di sudut yang gelap, cahaya kasih-Mu, yang menerangi hidupku.

Ketika aku terlelap dalam tidur panjangku, Kau hiasi aku dengan mimpi-mimpi yang indah, menyelimuti dingin malamku dan Kau utus para malaikat untuk menjagaku saatku terlelap dalam tidur.

Ketika otakku dipenuhi oleh masalah, terasa rapuh jiwaku tak berdaya, kakiku berasa kaku untuk melangkah, alam pikiranku gelap gulita, mencoba untuk berdiri walau hanya dengan satu kaki, hingga beban dalam hati tertutupi, dan ku temukan sebuah harapan dalam hidupku.

Ketika ku tak sanggup lagi untuk melangkah, hilang segala arah dan tujuan, segalanya suram bagai malam yang kelam, sejuta harapan itu hancur bagai debu yang tertiup angin, menjadikannya sebutir harapan yang hilang, diterjang badai kehancuran.





Ketika amarah merasuk dalam jiwa, dan menjadikannya api yang membakar seluruh jiwa raga hangus menjadi asap yang berterbangan menjadikannya awan hitam yang tak bermakna.

Ketika dalam diriku sungguh teraturnya tanpa ku sadari dialiran darahku, cinta, kasih dan rindu-Mu mengalir keseluruh jiwa ragaku yang tak mampu ku mengapainya.

Dan ketika aku bertanya dalam diri, tak cukupkah bukti yang nyata, butakah hati dan mataku menyaksikan semua yang Kau beri untukku. Begitu luas kasih sayang-Mu yang Kau limpahkan, tidakkah aku merasa bersyukur atas segalanya?

Ketika aku dekat dengan-Mu, barulah ku sadari setelah ku mengerti dan kurasakan betapa indah cahaya kasih-Mu, kini ku tahu rasanya menemukan damai di hati, betapa indahnya mengabdi pada-Mu, kasih-Mu lepaskan belenggu.



Sabtu, 22 Agustus 2015

JALANKU MASIH PANJANG




Wahai perasaan
Kau buat pagiku jadi mendung, soreku jadi kelam
Kau buat siangku jadi gelap, dan malam semakin gulita
Kau buat beberapa menit lalu aku gembira,
untuk kemudian bersedih hati...

Wahai perasaan
Kau buat aku berlari di tempat
Semakin berusaha berlari, kaki tetap tak melangkah
Kau buat aku berteriak dalam senyap
Kau buat aku menangis tanpa suara
Kau buat aku tergugu entah mau apalagi

Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang gila
Mengunjungi sesuatu setiap saat, untuk memastikan sesuatu
Padahal buat apa?
Ingin tahu ini, itu, untuk kemudian kembali sedih
Padahal sungguh buat apa?

Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang bingung
Semua serba salah
Kau buat aku tidak selera makan, malas melakukan apapun
Memutar lagu itu2 saja,
Mencoret2 buku tanpa tujuan
Mudah lupa dan ceroboh sekali

Wahai perasaan
Cukup sudah
Kita selesaikan sekarang juga
Karena,
Jalanku masih panjang
Aku berhak atas petualangan yang lebih seru
Selamat tinggal
Jalanku sungguh masih panjang....


Jumat, 21 Agustus 2015

RINDU KATA SAYANG



Merindukan sebuah kasih sayang yang dulu pernah tercurahkan, aku hanya ingin kebahagiaan dalam hidupku. Aku ingin dicintai seperti mereka yang mencintai dan dicintai. Apa aku tak pantas untuk mendapat kebahagiaan seperti orang-orang mendapatkan dan merasakan, apakah ini takdirku harus menjalani hidup tanpa dicintai dan disayangi.

Jika aku dapat memilih, aku tak ingin hadir di dunia ini, sudah cukup rasa sakit yang ku rasa. Entah sampai kapan semua ini akan berakhir. Aku rindu kata sayang yang setiap kali terdengar ditelingaku, kini yang ku dengar hanya caci dan makian yang terlontar padaku.

Tuhan! Andai Kau sudi, kirimkan aku penjaga hatiku yang senantiasa ikhlas denganku. Membimbingku dengan kelembutan, kasih sayang yang ikhlas untukku. Selama ini aku hanya mencintai tanpa dicintai.

Senin, 03 Agustus 2015

AKU BUKANLAH SIAPA-SIAPA




Kuterdiam,
Kupejamkan mata,
Kuingin sembunyi darimu,
Tak tahan kumelihat…

Tertahan semuanya di hati,
Kuingin kau selalu ada disampingku,
Menemaniku dengan tawamu,
Mengisi hidupku dengan senyummu,
Menerangi hidupku dengan kehadiran,
Memendam pahit hidup yang silih berganti….

Kau menyilaukanku dengan cahayamu,
Ingin kugerakkan tubuh yang terlumpuhkan olehmu.
Namun,
Apa daya
Aku bukanlah apa-apa,
Aku hanyalah setitik embun dingin di malam yang singkat,-
Dan kau merubahku dengan kehangatanmu…

Tapi apa yang kupunya,
Aku hanya embun yang berpindah dari ufuk timur ke barat,
Aku ini lemah hanya ikut angin bertiup…
Tapi kau menarik semuanya’
Ingat kesekian pengagummu?.?
yang selalu ada di sekelilingmu dan perlahan-lahan mendekatimu?,?
Aku hanya bisa diam.,.,




Kenapa ku begini?
Kenapa hidupku begini?
Kenapa aku harus denganmu yang sudah jelas aku tak bisa?
Memendam rasa ini hanya membuatku menderita,
Mungkin kau tahu,
Mungkin juga tidak!
Namun hanya satu yang pasti,
Aku tak pantas untukmu,
Kau terlalu sempurna untukku…

Lepaskan aku dari belenggumu,
Apapun caranya,
Kalau perlu tusuk saja aku dengan pisau…
Kalau ini satu-satunya cara untuk membuktikannya.
Aku takut aku hanya membuat cahaya mu meredup bila kau bersama ku…
Walaupun aku sendiri bingung apa yang ada di hatimu,
Terkadang kau membuatku merasa untuk maju,
Tapi terkadang kau seperti mengusirku…
Sekarang apa yang kau inginkan dariku…
Walau berarti menghancurkan hidupku sendiri.

NEGERI PARA PENGHIANAT 7

Bab 7: Harap yang Menyala, Bukan Sekadar Cahaya Negeri ini telah berkali-kali disakiti oleh penguasanya sendiri. Diperas oleh tangan-tang...